Beberapa
istilah yang Anda harus pahami saat membicarakan cermin lengkung antara lain
adalah pusat kelengkungan, verteks, sumbu utama, jari-jari kelengkungan, fokus utama,
jarak fokus dan bidang fokus.
Apa
yang disebut pusat kelengkungan di sini adalah pusat kelengkungan cermin (C),
verteks adalah titik tengah permukaan pantul (O), sumbu utama adalah garis lurus
yang menghubungkan antara pusat kelengkungan dan verteks (CO), jari-jari kelengkungan
R merupakan jari-jari bola cermin, fokus utama (F) merupakan sebuah titik pada
sumbu utama tempat berkumpulnya sinar-sinar sejajar yang mendatangi cermin
cekung, jarak fokus (f) adalah jarak dari verteks ke fokus utama F, dan bidang fokus
adalah bidang yang melalui fokus dan tegak lurus sumbu utama. Perhatikan gambar
16, baik pada cermin cekung maupun cermin cembung sinar datang ke cermin dari
arah kiri.
Hubungan
antara jarak fokus f dan jari-jari kelengkungan R dapat dijelaskan dengan bantuan
gambar 17. Sinar-sinar sejajar sumbu utama yang menuju ke cermin tampak dipantulkan
cermin melalui titik api (fokus). Pemantulan sinar ini tetap mengikuti hukum pemantulan
cahaya seperti yang sudah kita bicarakan. Jadi sudut datang sama dengan sudut
pantul i = r. Perlu diingat bahwa sudut-sudut ini diukur terhadap garis normal yang
pada setiap sudut datang (i) atau sudut pantul selalu menuju titik pusat kelengkungan
C.
Segi
tiga ACF pada Gambar 17 di atas sama kaki, mengapa? Sudut ACF pada segitiga ACF
itu besarnya sama dengan sudut datang I, sebab keduanya berseberangan dan sudut
ini bersama-sama dengan sudut r merupakan sudut-sudut pada kaki segitiga ACF.
Karena
sudut i = r, maka segitiga ACF sama kaki yang berarti sisi AF = CF. Bila sinar
datang sangat dekat ke sumbu utama (sinar paraksial), maka dapat dianggap AF =
OF dan karenanya CF = OF. Dari sini kita dapatkan bahwa jari-jari kelengkungan
(R) sama dengan dua kali jarak fokus (f) atau
Untuk
sinar-sinar yang tidak sejajar sumbu utama, maka oleh cermin sinar-sinar tersebut
akan dipantulkan tidak melalui fokus utama melainkan melewati suatu titik tertentu
pada bidang fokus utama seperti tampak pada gambar 18. Pembentukan Bayangan
Oleh Cermin Cekung Seperti telah dikatakan berulang-ulang, pembentukan bayangan
oleh cermin cekung mematuhi hukum-hukum pemantulan cahaya. Untuk dapat melukis
bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung biasanya digunakan tiga sinar
istimewa. Sinar istimewa adalah sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan
tanpa harus mengukur sudut datang dan sudut pantulnya.
Anda
sudah mempelajari 3 sinar istimewa ini saat di SMP, namun sekedar mengingatkan
kembali tiga sinar istimewa itu adalah,
1.
Sinar yang melalui pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan
itu lagi.
Untuk
dapat melukis bayangan suatu benda di depan cermin lengkung Anda cukup menggunakan
dua dari tiga sinar istimewa di atas. Misalnya Anda hendak menentukan bayangan
sebuah benda yang berada di depan cermin cekung. Posisi benda itu ada di antara
pusat kelengkungan dan titik fokus cermin atau R > s > f seperti pada gambar
21. Bayangan benda dapat ditentukan dengan cara melukis dua sinar istimewa yang
melewati titik B (kepala panah), yakni sinar yang sejajar sumbu utama (1) dan sinar
yang melalui fokus utama cermin (2). Kedua sinar istimewa ini dipantulkan oleh cermin
dan kedua sinar pantul ini akan berpotongan di satu titik (B’). Titik B’ ini merupakan
bayangan kepala anak panah tadi. Kemudian tariklah garis A’B’ sejajar dengan
garis AB, maka garis A’B’ inilah yang merupakan bayangan dari benda AB. Bagaimana,
mudah?
Bila
Anda perhatikan bayangan A’B’ dan benda AB lalu Anda bandingkan ukuran keduanya,
tampak ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan juga bayangan terlihat
terbalik. Selain itu, bila Anda perhatikan lebih jauh tampak bahwa bayangan benda
AB dilewati oleh sinar-sinar pantul. Bayangan semacam ini ini disebut bayangan sejati.
Bayangan sejati tidak dapat dilihat langsung oleh mata kita, tetapi dapat
ditangkap
oleh layar. Dengan kata lain kita hanya dapat melihat bayangan sejati melalui
layar seperti saat kita menonton film di bioskop. Itu sebabnya bayangan sejati
disebut juga bayangan nyata. Kebalikan dari bayangan nyata adalah bayangan maya.
Bayangan maya tidak dapat ditangkap layar, namun dapat langsung dilihat oleh
mata seperti bayangan pada cermin datar. Dilihat dari cara melukisnya, bayangan
maya dibentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul seperti Anda lihat pada
uraian selanjutnya. Jadi, bayangan dari benda di depan cermin cekung pada
posisi seperti Gambar 22 di atas akan memiliki sifat-sifat nyata, terbalik, dan
diperbesar. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apakah ukuran bayangan
selalu lebih besar dari ukuran bendanya?
Apakah
bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik dan nyata? Sifat-sifat
bayangan dari suatu benda di depan cermin cekung bergantung posisinya dari
cermin. Tentang posisi benda di depan cermin cekung ini, masih tersisa
kemungkinan-kemungkinan
lain selain yang sudah diperlihatkan oleh Gambar 22.
Mari
kita cermati mereka satu-persatu.
1.
Posisi benda di sebelah kiri pusat kelengkungan cermin atau s > 2f.
Untuk
melukis bayangan benda, tetap digunakan dua sinar istimewa seperti pada gambar
terdahulu dan bayangan yang terbentuk pun merupakan hasil perpotongan dari
pantulan sinar-sinar istemewa itu. Bayangan benda yang terbentuk tampak diperkecil,
terbalik dan nyata.
2.
Posisi benda tak terhingga atau s = ~.
Sinar-sinar
yang berasal dari benda yang jauhnya tak terhingga datang ke cermin berupa
sinar-sinar sejajar dan oleh cermin sinar-sinar ini akan dikumpulkan di fokus
utama sehingga bayangan benda yang terbentuk hanya berupa titik di fokus utama.
Dengan
cara yang sama kita dapatkan sifat bayangan dari benda yang sama besar,
terbalik dan nyata.
4.
Posisi benda tepat di titik F atau s = f.
Sinar-sinar
yang datang dari benda yang diletakkan tepat di fokus utama dipantulkan oleh
cermin cekung sejajar sumbu utama sehingga tidak terbentuk bayangan sering juga
dikatakan bahwa bayangan benda ada di jauh tak terhingga.
5.
Posisi benda di antara titik F dan O atau s < f.
Bila
benda diletakkan pada jarak yang lebih kecil dari jarak fokus cermin cekung, bayangan
yang terbentuk merupakan perpotongan dari perpanjangan sinar-sinar pantul
sehingga bayangannya bersifat maya. Dari gambar terlihat bahwa bayangan tampak
tegak, diperbesar dan berada di belakang cermin sementara
kemungkinankemungkinan terdahulu bayangan benda selalu di depan cermin cekung.
Jadi dapat juga disimpulkan bahwa bila bayangan dari suatu benda nyata di depan
cermin cekung terbentuk di depan cermin tersebut, maka bayangan benda itu
merupakan bayangan nyata, sebaliknya bila bayangan terletak di belakang cermin
bayangannya adalah bayangan maya. Dapat ditambahkan juga bahwa bayangan maya
dari suatu benda nyata selalu tegak dan diperbesar.
Menentukan
Sifat Bayangan Dengan Metode Penomoran Ruang (Dalil Esbach)
Untuk
memudahkan kita mengingat letak dan sifat-sifat bayangan suatu benda yang diletakkan
di depan cermin cekung, maka jarak antara dua titik tertentu pada cermin cekung
diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang 1, sepanjang FC
= ruang 2, sebelah kiri C = ruang 3 dan sebelah kanan O atau di belakang cermin
= ruang 4 seperti diperlihatkan gambar 27.
Berdasarkan
penomoran ruang seperti pada gambar 28 ini dengan mudah kita dapat menentukan
letak dan sifat bayangan suatu benda di depan cermin cekung. Sebagai contoh,
misalnya benda diletakkan di ruang 2. Bayangan benda itu pasti terletak di
ruang 3 dan sifatnya nyata, diperbesar dan terbalik (bandingkan dengan gambar
22). Sebaliknya bila benda diletakkan di ruang 3, maka bayangan yang terbentuk
akan terletak di ruang 2 dan sifatnya nyata, terbalik, diperkecil (bandingkan dengan
gambar 23). Apa rahasianya? Untuk dapat menentukan posisi bayangan dengan
metode yang disebut dalil Esbach ini, maka haruslah
nomor
ruang letak benda + nomor ruang letak bayangan = 5 Dalil Esbach
Bila
benda di ruang 3, maka agar penjumlahan dengan ruang bayangan sama dengan 5,
maka bayangan benda harus di ruang 2. Bila Anda perhatikan, nomor ruang benda (yaitu
3) lebih besar dari nomor ruang bayangan (yaitu 2) berarti bayangan diperbesar,
terbalik dan nyata. Pada saat benda di ruang 3, maka agar mendapatkan 5, maka nomor
ruang bayangan = 2. Benda di ruang 3, sedangkan bayangan di ruang 2 berarti
dari nomor besar (yakni 3) ke nomor kecil (yakni 2) berarti bayangan benda diperkecil,
terbalik dan nyata. Cara ini berlaku untuk semua ruang benda/bayangan menurut
Gambar 28 di atas. Cara ini tidak melingkupi benda yang tepat terletak di pusat
kelengkungan cermin C dan titik fokus utama F. Untuk benda nyata yang terletak
tepat di pusat kelengkungan cermin C bayangannya terletak di pusat kelengkungan
itu juga, namun dengan posisi terbalik, sama besar dengan bendanya dan nyata.
Sedangkan bayangan benda nyata yang berada tepat di titik fokus utama F berada
di titik tak terhingga seperti dijelaskan di atas.
Mungkinkah
benda terletak di ruang 4?
Bila
sebuah benda diletakkan di antara dua cermin cekung yang disusun saling berhadapan
dengan sumbu utama kedua cermin berhimpit (lihat contoh 5 di depan), maka
bayangan benda yang dibentuk oleh cermin pertama merupakan nyata benda bagi
cermin kedua disebut benda maya. Posisi benda maya ini ada di ruang 4 cermin kedua.
Oleh cermin kedua akan dibentuk bayangan dari benda maya ini. Bayangan yang
terbentuk bersifat nyata dan posisinya berada di ruang 1 cermin kedua yang berarti
memenuhi Dalil Esbach di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar