Cermin
datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Pada Gambar 8 diperlihatkan
bagaimana bayangan sebuah lampu listrik terbentuk pada sebuah cermin datar.
Untuk memudahkan pembahasan, hanya dua sinar yang diperlihatkan pada gambar
tersebut.
Pada
gambar di atas mata melihat lampu listrik berada di X, sebab sinar-sinar yang datang
ke mata berasal dari X. Tentu saja ini tidak benar. Sinar-sinar yang bagi mata
berasal dari X sebenarnya merupakan sinar-sinar yang dipancarkan oleh lampu listrik
ke permukaan cermin datar di depannya. Oleh cermin datar sinar-sinar ini dipantulkan
ke mata sehingga terkesan bagi mata seolah-olah sinar-sinar tersebut datang
dari X. Jadi yang dilihat oleh mata adalah bayangan lampu listrik di X, bukan
lampu listrik yang sebenarnya. Bayangan seperti ini disebut bayangan maya.
Bayangan
maya dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap layar. Kebalikan dari
bayangan maya adalah bayangan nyata atau bayangan sejati. Anda akan mempelajari jenis bayangan ini pada
kegiatan 3.
Melukis
Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar Untuk melukis bayangan pada cermin datar
sangat mudah. Gunakan saja hukum pemantulan cahaya yang telah Anda pelajari
pada Kegiatan 1. Misalkan saja Anda hendak menentukan bayangan benda O
sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di bawah. Misalkan sinar datang dari O ke C,
lalu dari titik C ditarik garis normal tegak lurus permukaan cermin. Dengan
bantuan busur derajat, ukurlah besar sudut datang (i) yakni sudut yang dibentuk
oleh OC dan garis normal. Selanjutnya buatlah sudut pantul (r) yaitu sudut
antara garis normal dan sinar pantul CD yang besarnya sama dengan sudut datang.
Posisi bayangan dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul CD dari C ke
O’ yang berpotongan dengan garis OO’ melalui B.
Gambar
9.
Melukis
pembentukan bayangan benda O menggunakan hukum pemantulan cahaya. Bila Anda
ukur akan Anda dapatkan bahwa jarak BO = BO’. Dengan bantuan geometri dapat
juga Anda buktikan kebenaran ini. Pada Gambar 8 sudut BOC = sudut datang (berseberangan)
dan sudut BO’C = sudut pantul (sehadap). Karena sudut datang = sudut pantul,
maka Anda dapatkan sudut BOC = sudut BO’C. Sementara itu sudut CBO = CBO’
(sama-sama tegak lurus) sehingga dapat disimpulkan bahwa segitiga CBO sama dan
sebangun dengan segitiga CBO’. Akibatnya panjang BO = BO’. Dalam hal ini BO =
jarak benda BO’ = jarak bayangan. Pada cermin datar selalu didapatkan bahwa
jarak benda sama dengan jarak bayangan. Mudah, bukan?
Bayangan
sebuah pensil di depan cermin datar pada gambar 10 dapat ditentukan dengan
menggunakan hukum pemantulan cahaya. Cara melukisnya sama seperti melukis benda
O pada gambar 9. Hanya saja untuk benda yang memiliki tinggi seperti pensil ini
Anda harus melukis jalannya sinar datang dan sinar pantul minimal untuk dua
titik yakni A dan B. Dengan pembuktian yang serupa dengan gambar 9 Anda akan
dapatkan bahwa AF = A’F dan tinggi AB = A’B’. Jadi pada cermin datar tidak hanya
jarak benda sama dengan jarak bayangan tetapi juga bahwa tinggi benda sama
dengan tinggi bayangan.
Untuk
benda yang bukan berupa titik atau garis, ukuran bayangan sama dengan ukuran
bendanya. Benda dan bayangan hanya berbeda dalam 2 arahnya. Bagian kiri benda
menjadi bagian kanan bayangan dan sebaliknya.
Berapakah
tinggi minimal cermin datar agar saat bercermin seluruh bayangan tubuh kita ada
di dalam cermin tersebut?
Bila
seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya pada cermin datar,
haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan anak itu? Marilah kita
jawab pertanyaan ini secara geometrik. Kita ambil misal tinggi anak dari ujung
kaki sampai atas kepala = h. Untuk melihat atas kepala, maka sinar harus datang
dari kepala menuju cermin lalu cermin memantulkan sinar itu ke mata. Untuk melihat
ujung kaki, sinar harus datang dari ujung kaki ke cermin lalu oleh cermin dipantulkan
ke mata. Pada Gambar 10 jarak atas kepala (topi) ke mata = d.
Jadi,
agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan benda pada sebuah cermin datar maka
tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah tinggi benda dengan posisi seperti
diperlihatkan oleh gambar 11 di atas.
Mungkin
Anda bertanya bagaimana dengan jarak benda ke cermin datar, berpengaruhkah hal
ini dalam pembentukan bayangan? Jawabnya tidak. Perubahan jarak benda dari
cermin datar, hanya merubah besar sudut datang (i). Akan tetapi karena sudut
pantul (r) selalu sama dengan sudut datang (i), maka besar sudutsudut pantul
akan berubah sesuai dengan perubahan besar sudut-sudut datang sehingga tidak
merubah bayangan yang terbentuk.
Kini
Anda dapat menjawab pertanyaan di atas. Agar dapat melihat keseluruhan bayangan
dirinya pada cermin datar, maka tinggi minimal cermin adalah 75 cm. Mudah, ya?
Bila
tinggi cermin datar kurang dari tinggi badan anak yang hendak bercermin, bagaimana
bayangan anak itu? Perhatikanlah contoh soal di bawah ini!
Contoh:
1.
Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm berdiri
di depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan vertikal di atas
meja yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi bayangan bagian badan
orang itu yang dapat dilihatnya di cermin?
Penyelesaian:
Dalam
soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja. Namun,
ini tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi badan
dari mata ke atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini kita membutuhkan
bantuan gambar seperti gambar di bawah.
Ingat,
bayangan terbentuk bila sinar dari benda sampai ke mata setelah dipantulkan oleh
cermin. Jadi, untuk menghitung tinggi bayangan, sebaiknya pengukuran dimulai dari
mata ke bawah.
Dari
gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin datar
sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF itulah yang
setelah dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung tinggi CF ini dengan
bantuan gambar di atas.
Di
ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm,
sedangkan tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin menurut
data soal adalah 30 cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung dari
ujung kaki sampai mata sama dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan hukum
pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi CD.
Tinggi
DA = BA – BD
=
150 cm – 80 cm
= 70
cm
Jadi
DA = CD = 70 cm.
Dari
gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2 DA = 140
cm
sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:
Tinggi
BC = BA – CA =10 cm
Selanjutnya
kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat tentukan tinggi
FD, yakni:
Tinggi
FD = BD – BF
= 80
cm – 70 cm
= 10
cm.
Akhirnya
tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni
Tinggi
CF = BD – BC – FD
= 80
cm – 10 cm – 10 cm
= 60
cm
Jadi
bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di atas, orang
tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut sampai
lutut). Bagaimana, tidak sulitkah? Cobalah amati gambar dan baca uraian di atas
sekali lagi, perlahan saja. Anda pasti bisa!
Berapakah
jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar yang digabung
berhadapan?
Dua
buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut
yang dibentuk oleh kedua cermin itu. Namun, sebelum kita bahas hal ini cobalah
Anda perhatikan gambar 12 di bawah ini terlebih dahulu.
Pada gambar 12 sinar datang dan
sinar keluar tampak sejajar. Untuk mendapatkan hasil seperti ini, besar α yaitu
sudut yang dibentuk oleh cermin A dan cermin B harus berharga tertentu. Besar
sudut ini dapat ditentukan dengan bantuan geometri sebagai berikut.
Penyelesaian:
Pada awalnya sinar AO tegak lurus
cermin CC sehingga garis normal bidang cermin CC berhimpit dengan sinar AO.
Saat cermin diputar sebesar a sehingga posisi cermin berubah dari CC menjadi
C’C’ garis normal juga berputar sebesar a menjadi ON yang tegak lurus cermin
C’C’. Sekarang sinar AO mendatangi cermin datar C’C’ dengan sudut datang AON
yang besarnya sama dengan sudut a, sedangkan sudut NOB adalah sudut pantulnya
yang besarnya sama dengan a juga.
Dari gambar di atas juga terlihat
Sudut AOB = sudut AON + sudut NOB = 2a sehingga dapat disimpulkan bahwa bila
cermin diputar sebesar a, maka sinar pantul akan berputar 2a.
Berapakah perputaran sinar pantul
bila cermin datar yang disoroti sumber cahaya diputar 15°?
Ya, Anda benar jawabnya adalah
30°! Jadi mulai sekarang ingatlah selalu bahwa sudut perputaran sinar pantul
sama dengan 2 kali perputaran cermin datar. Tentu saja ini hanya berlaku bila
arah sinar datang tidak diubah. Kini, saatnya kita menghitung bayangan yang
dapat dibentuk oleh gabungan dua cermin datar. Gambar 13 memperlihatkan dua
cermin datar yang digabung berhadapan membentuk sudut 90° satu dengan lainnya.
Sebuah sumber cahaya P (misalnya lampu listrik) berada di antara dua cermin.
Sesuai dengan hukum pemantulan
cahaya pada cermin datar sebagamana telah diuraikan sebelumnya, bayangan benda
P pada cermin A adalah A’ dan pada cermin B adalah B’. Bayangan A’ berada di
depan cermin B sehingga tercipta bayangan B’’ di belakang cermin B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar